Kamis, 16 Oktober 2014
(Basic Terrarium Sciences)
Terrarium
merupakan seni menanam tanaman dalam wadah transparan. Berbagai ekologi tanaman
bisa dibuat dalam ruangan yang sedikit. Ekologi buatan tersebut yang digunakan
para pecinta seni untuk memanjakan mata pada ruang privat atau ruang publik.
Kondisi hiruk pikuk perkotaan yang kurang area hijau membuat para pecinta seni
atau para botanis membuat sebuah kreasi berupa terrarium.
Sampai
saat ini pengertian terrarium secara bahasa masih tidak baku. Penikmat seni
mengungkapkan terrarium sebagai seni dan berfungsi untuk menambah keindahan
desain interior. Namun para ilmuan mengungkapkan terrarium sebagai wadah berisi
tanaman yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan sains, seperti penelitian ataupun
metode bercocok tanam. Terarium dapat dikatakan sebagai biosfer buatan yang
paling alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip
dengan yang terjadi di alam. Terarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi
mini, karena dapat menampilkan taman miniatur dalam wadah kaca. Terarium dapat
mensimulasikan kondisi di alam yang sebenarnya. misalnya untuk mensimulasikan
ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan hujan tropis maupun
lainnya. Terrarium belum banyak di komersilkan sebagai produk unggulan di
Indonesia, namun respon dari para penikmat seni di Indonesia sangat baik.
Sebagian besar berpendapat bahwa terrarium merupakan sebuah inovasi yang patut
dicoba untuk hobi di setiap rumah.
Penggolongan Terrarium
Jenis Terrarium Menurut Kondisi Lingkungan
1.
Terrarium Udara Terbuka, yaitu terrarium
dengan bagian atas terbuka atau tidak menggunakan penutup wadah. Terrarium
udara terbuka merupakan jenis terrarium yang paling mudah dibuat dan dirawat. Pembuat
terrarium bahkan dapat membuat dekorasi tanaman dalam waktu yang sangat
singkat. Terrarium terbuka tidak memiliki resiko terserang jamur pathogen
ataupun bakteri karena kondisi lingkungan yang terlalu lembab. Pembuat
terrarium hanya menekankan poin pada desain untuk dikombinasikan dengan sudut
pandang ruangan.
Gambar 1. Terrarium
Terbuka
2.
Terrarium Tertutup, yaitu terrarium
dengan kondisi lingkungan tertutup rapat di semua bagian. Tujuannya untuk
membuat biosfer yang unik di dalam terarium tersebut. Dalam hal pembuatan dan
perawatan, terarium tertutup memiliki tingkat kesulitan yang lebih rumit. Banyak
tantangan tertentu dalam membuat terarium tertutup, salah satunya dalam
pemilihan jenis tanaman, pemilihan media tanam dan keberadaan jamur patogen.
Terarium jenis ini biasanya memiliki mulut botol (bagian atas) yang kecil untuk
meletakkan tanaman dan material lainnya, sehingga menjadi tantangan tersendiri
untuk membuat desain yang bagus dalam volime wadah yang terbatas.
Gambar 2. Terrarium
Tertutup
Jenis Terrarium Menurut mahluk hidup yang
digunakan
1. Terrarium Flora, yaitu
terrarium yang hanya menggunakan tanaman sebagai komponen utama yang
ditumbuhkan dan membuat desain sesuai imajinasi pembuat terrarium.
Gambar 3. Terrarium
Flora
2.
Terrarium Fauna, yaitu terrarium yang
berfungsi untuk memelihara binatang tertentu dalam kondisi lingkungan yang
sebenarnya. Terrarium fauna merupakan contoh bentuk ekosistem buatan yang utuh,
tidak hanya tanaman yang ditumbuhkan namun juga binatang khusus. Binatang yang
biasanya digunakan dalam terrarium adalah kadal, laba – laba, kalajengking,
katak dan kura-kura berukuran kecil.
Gambar 4. Terrarium
Flora
Jenis Terrarium Menurut Desain Ekosistem
1. Ekosistem Gurun
Pasir, yaitu terrarium yang materianya tersusun atas elemen - elemen yang terletak di gurun pasir,
seperti tanaman kaktus, succulent, dan lingkungan berpasir dan penuh batu –
batuan yang unik.
Gambar 5. Ekosistem
Gurun
2.
Ekosistem Terestrial, yaitu terrarium
yang materialnya terususun atas elemen tebing, bebatuan, tanaman epifit dan
tanaman udara. Terrarium ini masih tergolong langka karena materialnya sangat
jarang terseia seperti bebatuan yang berbentuk tebing, tanaman udara
(thilansia). Material tersebut belum tentu bisa didesain sesuai imajinasi
karena bentuknya yang statis.
Gambar 6. Ekosistem
Terestrial
3.
Ekosistem Tropis, merupakan terrarium
yang tersusun dari miniatur ekosistem hutan. Elemen yang biasanya digunakan
seperti semak belukar terbuat dari moss/ lumut, pepohonan yang terbuat dari
tanaman bonsai, serta bahan – bahan pelengkap lainnya yang bisa menjadikan
miniature hutan yang utuh.
Gambar 7. Ekosistem
Tropis
4.
In Vitro Terrarium, merupakan bagian
kecil dari bioteknologi. In vitro terrarium menggunakan prinsip teknik kultur
jaringan tanaman, yaitu menumbuhkan bagian dari tanaman (sel, jaringan atau
organ) dalam kondisi lingkungan yang terkontrol. Dengan kata lain, lingkungan
tumbuh tanaman dimodifikasi sesuai kebutuhan tanaman tersebut. Kebutuhan
tersebut terdiri dari suhu, cahaya, unsur hara dan zat pengatur tumbuh. Tujuan
dari teknik kultur in vitro sebetulnya adalah untuk kebutuhan propagasi
(perbanyakan tanaman), rekayasa genetik, dan penyimpanan keragaman sumberdaya
genetik (plasmanutfah). Sebagian dari penggiat kultur jaringan membuat in vitro
terrarium sebagai seni yang bisa di nikmati, bukan hanya untuk kebutuhan
pendidikan dan penelitian saja. Dari hal yang telah disebutkan diatas, dapat
kita ketahui bersama bahwa tidak semua orang mampu membuat in vitro terrarium.
Teknik kultur in vitro harus dikerjakan pada laboratorium yang terkontrol dan mempunyai
bahan tanam (eksplan) yang cukup. Persyaratan laboratorium untuk kultur in
vitro adalah harus mutlak steril, jika tidak media dan tanaman dalam botol akan terkontaminasi oleh bakteri
atau jamur.
Gambar 8. In vitro Terrarium
Jenis Terrarium Menurut Ukuran
Ukuran terrarium sangat beragam, mulai dari
yang berukuran mini (diameter 2 cm) sampai berukuran besar atau tidak terbatas.
Tidak ada standar baku ukuran untuk terrarium. Dilihat dari tampilannya,
terrarium terbagi menjadi:
1.
Mini Terrarium
Gambar 9. Mini Terrarium
2.
Jars Terrarium
Gambar 10. Jar’s Terrarium (ukuran botol selai)
3.
Light Bulb Terrarium/ Terrarium Bolam
Gambar 11. Light Bulb Terrarium
4.
Terrarium Eksklusif Sedang
Gambar 12. Terrarium diameter 20 – 29
cm (ukuran sedang)
5.
Terrarium Eksklusif Besar
Gambar 13. Terrarium diameter 30 – 40
cm (ukuran besar)
Jenis Tanaman Untuk Terrarium
Pemilihan tanaman yang diletakkan di dalam
terarium harus tepat, mengingat volume wadah terrarium yang terbatas. Pemilihan tanaman ini
juga harus didasarkan pada media tanam yang digunakan dan konsep ekologi yang
akan dibuat. Terrarium untuk ekosistem gurun menggunakan tanaman kaktus dan
succulent yang berukuran mini. Terrarium untuk ekosistem terrestrial menggunakan
tanaman epifit (menempel) dan tanaman udara (thilansia). Sedangkan Terrarium
untuk ekosistem hutan hujan tropis menggunakan beragam tanaman paku – pakuan,
tanaman berdaun kecil atau tanaman bonsai disertai lumut untuk membentuk
hamparan semak atau rumput mini. Beberapa tanaman lain yang dapat dibuat
menjadi terrarium yaitu anggrek, sansivera, aglaonema, anthurium dan lain
sebagainya.
Gambar 14. (a)
Tanaman succulent, (b) Tanaman Kaktus, (c) Tanaman Anggrek
Peralatan dan Bahan untuk Terrarium
Wadah kaca dengan atau tanpa tutup
Kerikil hias atau pasir pantai
Arang aktif
Tanaman herba, succulent atau kaktus
Moss (opsional)
Unsur-unsur dekoratif (opsional)
Wadah kaca dengan atau tanpa tutup
Kerikil hias atau pasir pantai
Arang aktif
Tanaman herba, succulent atau kaktus
Moss (opsional)
Unsur-unsur dekoratif (opsional)
Terrarium dapat dibuat pula dengan menggunakan wadah plastic transparan, namun tampilannya tetap elegan dengan menggunakan material kaca. Toples atau wadah untuk terrarium disarankan mempunyai mulut yang lebar, meskipun dimungkinkan menggunakan wadah dengan lubang kecil. Penanaman dalam wadah jauh lebih mudah jika wadah tersebut memiliki mulut yang lebar.
Perlu diingat bahwa idealnya tanaman tidak
menyentuh sisi kaca yang dipakai. Semakin luas wadah yang digunakan, lebih
banyak tanaman dan ornamen yang dapat digunakan, serta opsi untuk desain juga
semakin leluasa.
Gambar 15. (a) Perangkat moss Terrarium, (b) wadah transparan
Pemeliharaan
Penyinaran
Penyinaran berkaitan erat dengan penempatan terrarium dalam
ruangan Tidak selalu tempat menyimpan terrarium mendapatkan cahaya yang baik.
Tempat yang ideal adalah tempat yang mendapat cahaya matahari secara tidak
langsung (intensitas 70%). Jika terrarium dalam ruangan yang kedap cahaya
matahari, dianjurkan untuk menggunakan lampu sorot yang berwarna kemerahan.
Selain untuk kebutuhan tanaman, cahaya tersebut dapat menambah gradasi warna
pada sebuah sudut pandang dalam ruangan.
Gambar 16. Penyimpanan Terrarium (sejuk & terkena cahaya)
Penyiraman
Penyiraman untuk terrarium disarankan menggunakan hand sprayer
untuk menjaga desain agar tidak rusak karena percikan air. Penyiraman untuk
terrarium sebetulnya cukup mudah karena dilaksanakan dengan interval yang
jarang, serta volume air yang tidak banyak. Penyiraman terrarium tertutup
sebetulnya cukup dilakukan satu kali ketika terrarium tertutup tersebut dibuat.
Selanjutnya siklus hidrologi akan terjadi dengan
sendirinya, sehingga kelembaban dalam terrarium tetap terjaga. Terrarium
terbuka disiram setiap 3 hari sekali dengan volume air diberikan secukupnya, jika terlalu
menggenang akar tanaman mudah busuk dan lambat laun tanaman dalam terrarium
akan mati.
Gambar 17. Penggunaan hand sprayer untuk menyiram terrarium
Pemangkasan dan pengelapan.
Pemangkasan
tidak mutlak harus dilakukan, namun akan diperlukan jika tanaman dalam
terrarium sudah berumur lebih dari 1 tahun. Tanaman yang sudah lama tumbuh
dalam terrarium akan berkembang dan mempunyai biomasa yang bertambah, sehingga
perlu pemangkasan untuk tujuan desain ulang. Pengelapan wadah juga hanya
dilakukan apabila bagian dalam kaca sudah terlalu banyakdebu yang menepel.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
great!!!
BalasHapusgreat!!!
BalasHapusMembeli tanaman utk dijual kembali dimana alamatnya?
BalasHapusMembeli tanaman utk dijual kembali dimana alamatnya?
BalasHapusGoogle mas
HapusTerima kasih ilmunya.master
BalasHapus